Menjadi Nasabah Bijak dan Pentingnya Literasi Digital, Cegah Kejahatan Siber

Kawan dekat memberikan petuah sehat kepada saya, saat mencium wangi udara Universitas yang saya impikan selama di bangku sekolah SMA untuk pertama kalinya,

“Jangan mau jadi mahasiswa KUPU-KUPU yang hanya KUliah PUlang -KUliah PUlang. Tanamkan untuk menjadi pribadi yang memiliki manfaat lebih: mencari ilmu banyak-banyak, bersosialisasi dan masuk banyak komunitas. Memberikan makna hidup dalam diri sendiri itu nikmat. Upayakan berperan untuk mengubah dan penggerak perubahan dalam hal apapun menjadi lebih BAIK. Sehingga kita punya makna untuk diri dan negeri sendiri”.

Memasuki universitas impian, rasanya seperti mendaki gunung dan menemukan kebaikan di pucuknya, seperti bunga Edelweiss yang rimbun di tengah perjalanan. Cukup menikmati keindahannya saja, tanpa merusak hingga terus menapak puncak.

Saya paham betul bahwa saat ini, sedang melalui proses panjang membangun karakter, tanggung jawab dan diuji bagaimana solusi menyelesaikan masalah. 

Perjalanan hidup membuat saya harus kuliah di Bandung dan berpisah untuk pertama kalinya dengan orang tua. Memiliki rekening di bank menjadi jalan ninja saya, untuk memulai mengelola keuangan sendiri. Agar pengeluaran juga dapat terkendali lewat rekapan mutasi. Terlebih urusan bulanan yang kerap ditransfer setiap 2 minggu sekali demi memenuhi kebutuhan makan dan lainnya. 

Prinsip anak kost ngirit, demi keberlangsungan hidup di daerah orang, rupanya saya rasakan juga. Hehe. Walau sudah ditambah kerja serabutan demi mendapatkan penghasilan tambahan lain dengan melakukan tutor mengajar bagi mahasiswa baru, menjadi asisten praktikum dan proyek EEG Dosen dalam pengabdian masyarakat untuk meneliti gelombang otak bagi anak stunting di NTT.

Cakap Teknologi dan Pentingnya Literasi Digital

Tidak hanya buku-buku yang harus dipelajari, ditekuni, dicari, untuk dipetik dan dibagikan manfaatnya. Namun yang berhubungan dengan teknologi juga perlu kita kuasai. Kecanggihan teknologi membuat layanan digital selalu bergerak dan berinovasi. Perlu pikiran maju untuk menyeimbangi dan mengakrabkan dengan bermacam perubahan. Terutama yang berhubungan dengan teknologi. 

Kemudahan layanan perbankan dapat memudahkan segala transaksi, terutama bagi mahasiswa seperti saya yang serba sibuk dengan tugas kuliah. Bermacam fitur-fitur kekinian hadir untuk memudahkan mengakses layanan perbankan. Seperti kenyataan di lapangan, saya seringkali kesulitan mengambil uang tunai. Mesin ATM di lokasi kampus sering error. Perkembangan digital dalam bidang perbankan sungguh membantu saya untuk melakukan transaksi pembayaran tanpa perlu mencari uang cash. Bahkan banyak gerai makanan cepat saji menyediakan layanan pembayaran non tunai. Transaksi menjadi lebih singkat, lebih baik, cepat dan mudah, namun juga dapat membahayakan bagi nasabah apabila tidak disertai dengan perilaku bijak.

Jangan sampai uang yang diirit-irit dan segitu-gitunya hilang, ludes, dibobol orang. Ada banyak kejahatan cyber yang mengintai kita, mulai dari phising hingga social engineering disebabkan termakan informasi hoax dengan mencatut nama salah satu instansi keuangan. Keahlian menjadi Nasabah Bijak harus kita miliki sehingga terhindar dari kejahatan perbankan dan mampu mengelola keuangan dengan baik, aman dan nyaman. 

Pengalaman saya, banyak kawan dari luar daerah di universitas, masih minim edukasi mengenai kejahatan perbankan. Karakteristik masyarakat Indonesia yang ramah, polos dan gampang percaya, sangat mudah diperdaya. Terlebih menggunakan pin ATM yang sangat mudah ditebak dengan hanya memakai kode hari lahir. Jika dompet hilang bersama kartu identitas dan kartu ATM sangat rentan disalahgunakan. Kebiasaan masyarakat Indonesia, seringkali menggunakan password yang simple dan mudah dihafal, hal ini justru menjadi angin segar bagi oknum kejahatan siber.

Beberapa kategori anomaly traffic atau serangan siber terbanyak diantaranya: malware, denial of service, trojan activity, ransomware dan kebocoran data.

“Val, aku barusan ditelpon oleh pihak bank. Ada informasi pergantian data. Minta data diri lengkap dan disuruh klik link unduh tautan yang dikirim untuk update aplikasi

Jika hal ini terjadi pada kalian, be aware guys! Hal seperti ini yang mengakibatkan banyak nasabah kena phising atau salah satu upaya oknum kejahatan siber untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik mengelabui, memancing korban untuk memberikan data secara sukarela dengan mengklik tautan yang tidak resmi. Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening) dll. 

Berikan Makna pada Indonesia, Jadilah Nasabah Bijak

Sudah saatnya kita mengubah pola pikir dan memberikan vibes positif kepada lingkungan di sekitar. Kita bisa menjadi Penyuluh Digital bagi kawan dan orang-orang terdekat disekitar kita lebih dahulu untuk memberikan edukasi mengenai hal ini, agar mereka terhindar dari penipuan dan kejahatan digital yang mengintai. 

Seperti pepatah lama, “Teman di perantauan adalah saudara kita senasib sepenanggungan” 

Hehe…

Ah, saya jadi teringat kembali mengenai kutipan berikut ini,

“Penghasilan kita seperti sepatu: jika terlalu kecil, mereka menjepit kita. Tetapi jika terlalu besar, mereka membuat kita tersandung dalam perjalanan” 

Charles Caleb Colton

Jadilah Nasabah Bijak yang mampu mengelola keuangan dengan baik dan menjaga keamanan data pribadi sendiri. Tidak perlu gembar-gembor kurangnya keamanan suatu instansi, sedangkan kita sendiri justru abai dalam menyimpan data pribadi. 

Tips Terhindar dari Kejahatan Siber

  • Bijak dalam memilih dan memberikan informasi, tidak mudah terpedaya informasi hoax
  • Berhati-hati dan tidak mudah percaya 
  • Jaga kerahasiaan data pribadi
  • Jangan mengklik link/url yang mencurigakan dalam email atau kotak masuk pesan dan SMS
  • Jangan memberikan kode pin dan password M Banking kepada siapapun termasuk yang mengatasnamakan pihak bank
  • Ganti PIN ATM secara berkala
  • Perhatikan slot kartu ATM dengan seksama
  • Mengaktifkan sms dan email alert untuk memantau transaksi yang sedang berlangsung secara realtime
  • Hindari berurusan dengan penyedia layanan keuangan tidak resmi, misalnya yang tidak diawasi oleh otoritas jasa keuangan (OJK)
  • Gunakan Fitur Two Factor Authentication (2FA) atau biasa disebut fitur pengamanan dua langkah

Indonesia Masuk Daftar Negara Paling Rawan Cyber Crime

Nasabah yang bijak pasti akan memahami dan lebih berhati-hati dalam penggunaan gadget, terlebih yang terbiasa menggunakan mobile banking dan aplikasi uang digital dan memahami pentingnya literasi digital sehingga tidak mudah termakan informasi palsu alias hoax. 

Perlu kalian ketahui, bahwa menurut data Kominfo di tahun 2015, Indonesia pernah termasuk peringkat ke 2 dunia kasus kejahatan siber setelah Ukraina. Kejahatan Cyber terjadi dalam berbagai bidang, salah satunya adalah perbankan.  Berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serangan siber terbesar selama 2020 terjadi di sektor keuangan (23%), industri manufaktur (17,7%) dan sektor energi (10,2%). Data Kominfo menyebutkan bahwa sepanjang 2021 tercatat ada 888.711.736 ancaman siber di Indonesia. Angka ini setara dengan 42 ancaman siber per detiknya.

Angka ini bukan jumlah yang kecil. Bahkan kasus kejahatan cyber meningkat tajam di masa pandemi dipengaruhi perubahan pola hidup masyarakat karena sering melakukan transaksi digital. Kejahatan siber semakin marak dan tidak pandang bulu. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk kita sendiri.  

Oleh karenanya, secanggih apapun fitur keamanan perbankan buatan manusia, nasabah menjadi kunci utama penjaga keamanan dana yang dimilikinya dari oknum yang mengambil keuntungan dari lengahnya para nasabah. Usahakan selalu menjaga dan melindungi kerahasiaan data-data pribadi perbankan kalian. 

Hindari untuk mengumbar informasi pribadi ke media sosial, karena akan berakibat fatal dan menjadi sasaran empuk cybercrime. Kerahasiaan data pribadi akan sangat dijunjung tinggi terlebih menjaga kerahasiaannya termasuk kode OTP dalam transaksi manapun. Bahkan jika seseorang mengatasnamakan petugas bank, mereka dilarang meminta nasabah untuk memberikan data-data rahasia perbankan, seperti PIN ATM, nomor kartu kredit, dan CVV kartu ATM maupun Kartu Kredit. Khawatir ada oknum yang membobol rekening dan melakukan transaksi tanpa kita ketahui. 

Metode Kejahatan Siber

  • Phising | Menyebarkan link tidak resmi atau palsu untuk mengambil data nasabah dengan mengklik tautan
  • Voice Phising | Oknum menghubungi korban melalui telepon dan mengaku dari pihak bank atau instansi terkait
  • SIM Swap | Mengambil alih nomor hp untuk mengakses akun perbankan korban
  • Skimming | Kejahatan pencurian data pengguna ATM untuk membobol rekening menggunakan alat khusus (scammer)
  • OTP (One Time Password) | Mencuri data nasabah, jika nasabah memberikan OTP kepada orang lain sehingga memudah pelaku mengakses berbagai hal terhadap akun perbankan anda
  • Social Engineering | Mengelabui pengguna perangkat lunak atau aplikasi sosial media agar membuat kesalahan dan memberikan informasi pribadi dan akses penting terhadap pihak anonim
  • Waspada Call forwarding | Penerus panggilan atau sms dengan mengalihkan semua pesan dan panggilan ke nomor pelaku

Bank Menjamin Keamanan Data Nasabah

Jika ada kendala aktivitas mencurigakan dan tanpa sadar mengklik tautan dari informasi yang tidak resmi, kartu ATM tertelan, jangan panik. Langsung segera menghubungi call center bank yang bersangkutan untuk berkomunikasi secara resmi mengenai solusi dan membantu melakukan pemblokiran.  

Informasi resmi pihak bank selalu diberitahukan lebih dahulu melalui akun sosial media official mereka. 

Bank selalu menjamin keamanan data nasabah seperti yang dilakukan oleh Bank BRI yang kerap berinovasi untuk mengupdate fitur-fitur pengamanan bertransaksi. Upaya keamanan keuangan makin berkembang dan semakin ditingkatkan demi memberikan pelayanan yang terbaik bagi nasabahnya. Bahkan apabila kartu ATM kalian hilang, bisa langsung mengamankan kartu debit kalian dengan menu enable/disable via Brimo dan internet banking, sehingga kartu ATM BRI tetap aman terjaga. 

Sebagai mahasiswa semester 5, saya ingin terus memberikan edukasi kepada masyarakat dan kawan-kawan seperjuangan untuk menjadi bagian srikandi penggerak yang menjadi penyuluh digital dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengatasi tantangan digitalisasi, terutama dalam adopsi teknologi dan literasi digital, infrastruktur dan dukungan transformasi digital sektor UMKM serta beragam isu keamanan siber. 

Grafik serangan siber di Indonesia diambil dari informasi data BSSN

Berdasarkan data International Monetary Fund (IMF) tahun 2020, estimasi total kerugian rata-rata tahunan akibat serangan siber yang dialami sektor jasa keuangan secara global sebesar USD100 miliar atau lebih dari Rp 1.433 triliun. Tentunya ini sangat merugikan dan perlu kewaspadaan dari banyak pihak, termasuk nasabah sendiri.

Diharapkan kelak, banyak mata dan kepala mulai terbuka untuk lebih berhati-hati dan waspada. Dengan menjadi nasabah bijak, kita punya satu langkah mendorong dan berperan penting dalam mencegah kejahatan siber sekaligus menjaga kestabilan ekonomi. 

Sumber data

Kominfo.go.id, BSSN.go.id, ojk.co.id

Ilustrasi & Infografis: Dokumentasi pribadi

13 Comments Add yours

  1. @nurulrahma berkata:

    Ngeriii bgt klo baca Artikel seputar cyber crime

    Kecanggihan teknologi justru memunculkan resiko² yg malah makin bikin mumet.

    Semoga semua bisa menjadi nasabah bijaakkkk yak

    Suka

    1. Karendis berkata:

      Iya kak ngeri, makanya kita sendiri punya peran penting juga menjaga kerahasian data kita. Jadi penyuluh digital bagi orang-orang terdekat juga untuk aware mengenai motif dan metode seputar cyber crime

      Suka

  2. Naqiyyah Syam berkata:

    Kejadian tak enak banget kalau kita datanya disalah gunakan, mana udah yakin aman, eh bocor ya. Untuk itu perlu banget waspada agar tidak asal klik link

    Suka

    1. Karendis berkata:

      Orang tua terutama papa saya termasuk yang gak ngerti soal phising. Takut ada wa masuk suruh klik link untuk pembetulan data bank, ngeri main di klik. Setelah diberitahu mengenai banyak metode kebocoran data karena asal klik link sekarang setiap ada link mencurigakan selalu konfirmasi lebih dahulu jadinya. Ehehe. Motif seperti ini soalnya lagi marak banget.

      Suka

  3. Maria G berkata:

    hiks sedih banget ya kalau uang yang susah payah ditabung, eh lenyap begitu saja karena ulah penipu
    Penting banget selalu waspada dan membaca tulisan ini

    Suka

    1. Karendis berkata:

      Betul kak Maria… Jangan sampai uang yang ditabung sejak lama, ludes sekejap karena kita kurang bijak dan kurang informasi mengenai bermacam kejahatan Siber

      Suka

  4. Aisyah dian berkata:

    Kejahatan Cyber Crime ini memang sangat meresahkan ya kak. Semoga Kita semua terlindungi. Masih nyesek rasanya beberapa teman yang pernah Menjadi korban hingga puluhan juta

    Suka

  5. Okti Li berkata:

    Kejahatan sekarang semakin canggih. Menakutkan ya. Semoga kita tidak tertarik dengan berita menggiurkan yg padahal bohong dan menjerumuskan kita kepada kefatalan.

    Suka

  6. fennibungsu berkata:

    Kalau ada link tiba-tiba masuk di share dari mana aja, memang harus waspada ya. Dan hal ini kudu kita kasih tahu ke keluarga juga, agar sama-sama menjaga.

    Suka

  7. Nara berkata:

    Huhu… sedih ya mendapati kenyataan bahwa negara kita ini termasuk negara yang rawan kejahatan siber. Jadi mangsa empuk bagi para pelaku kejahatan berbasis digital. Memang edukasi tentang hal seperti ini sangat penting, agar semua nasabah bisa melindungi diri dan akunnya agar tetap terjaga keamanannya

    Suka

  8. Semangat anak kos..semoga kuliahnya lancar dan sukses ya…
    Memnag mesti waspada serta jadi nasabah bijak kita, Karena dengan menjadi nasabah bijak, kita berperan dalam mencegah kejahatan siber sekaligus menjaga kestabilan ekonomi.

    Suka

  9. lendyagassi berkata:

    Indonesia dan polemik kejahatan Cyber Crime yang kini semakin marak. Edukasi yang baik sekali melalui artikel lengkap mengenai menjadi nasabah bijak dan yuk, bersama-sama kita cegah Cyber Crime dengan hatihati dalam bertransaksi apapun dimanapun.

    Suka

    1. Karendis berkata:

      Sekarang jangan mudah percaya dan perlunya double check jika ada informasi yang diterima, harus jadi nasabah bijak ya kak

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.